Tekanan Negara-Negara Barat ke Iran Semakin Kuat
Di langsir dari blog BETHOROKOLO. Blog ngah-ngoh ini memberikan informasi tentang Kabar Militer Indonesia, Update Info Militer Dunia dan Indonesia, Alutsista Militer, Alutsista Negara Indonesia, Alutsista TNI. Kali ini mengupdate artikel tentang Tekanan Negara-Negara Barat ke Iran Semakin Kuat.
Sekian blog ngah-ngoh ini memberikan informasi tentang Kabar Militer Indonesia, Update Info Militer Dunia dan Indonesia, Alutsista Militer, Alutsista Negara Indonesia, Alutsista TNI dengan artikel tentang Tekanan Negara-Negara Barat ke Iran Semakin Kuat semoga bermanfaat. Terimakasih telah membaca blog ngah-ngoh.
Kota Tehran Iran |
BRUSSELS-(IDB) : Uni Eropa berbalik menyerang Iran dengan bersumpah tidak akan tunduk pada intimidasi Iran. Tekanan terhadap Teheran dari negara-negara Barat semakin kuat setelah peristiwa penyerangan dilakukan ratusan warga Iran terhadap kedutaan besar Inggris di ibukota Iran Teheran.
Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) berencana mengadopsi sanksi yang lebih keras menyerang ekonomi Irak. Akan tetapi Uni Eropa gagal mencapai mufakat soal sanksi terhadap sektor minyak karena masih banyak negara Eropa bergantung pada minyak Iran, baru-baru ini.
“Uni Eropa membuat jelas bahwa tidak akan tunduk pada intimidasi Iran dan taktik intimidasi,” kata Menteri Luar Negeri Inggris William Hague dalam pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels.
Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe menegaskan Uni Eropa tidak akan mundur. Dalam pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Uni Eropa sepakat memberikan sanksi kepada 143 perusahaan Iran dan 37 individu warga Iran. Uni Eropa terpecah dalam sebuah sanksi embargo minyak Iran, serta panggilan yang diserukan sebagian negara untuk pembekuan aset Bank Sentral Iran.
Sejumlah negara Uni Eropa seperti Inggris, Prancis, Jerman dan Swedia menyetujui sanksi anti-Iran dengan alasan bahwa mencegah Teheran mengumpulkan dana untuk memproduksi senjata destruksi massal.
Sementara, beberapa negara utama pembeli minyak Iran seperti Yunani menyatakan keberatan terhadap sanksi minyak Iran. Spanyol yang juga importir minyak Iran meminta penundaan keputusan sanksi selama beberapa minggu guna mencari alternatif sumber minyak.
Iran termasuk dalam lima besar pemasok minyak bagi Uni Eropa, setelah Rusia, Norwegia, Libia dan Arab Saudi. Jumlah minyak dari Iran pada 2010 sebesar 5,8 persen. Spanyol mengimpor 14,6 persen dari total minyak Iran ke Eropa, sedangkan Yunani sebanyak 14 persen dan Italia 13 persen.
Pemberian sanksi mengikuti publikasi dari laporan Badan Energi Atom Internasional terkait program nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengatakan Iran menghadapi pilihan serius antara bekerjasama atau isolasi internasional. Banyak komunitas internasional mengkhawatirkan program nuklir Iran hanya sebuah topeng untuk meningkatkan kapasitas persenjataan nuklir.
Namun, Teheran bersikeras bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai yakni memenuhi kebutuhan energi sipil dan tujuan medis. Sebelum pemberian sanksi baru itu, Uni Eropa telah membekukan aset 290 perusahaan Iran dan 76 warga Iran. Mereka juga mengadopsi upaya bertujuan mencegah investasi baru, bantuan teknis dan transfer teknologi khususnya berkaitan dengan produksi dan pemurnian gas.
Sementara itu, jaksa penuntut federal Jerman menyatakan penyelidikan tidak menemukan bukti yang mendukung klaim bahwa Iran sedang merencanakan untuk menyerang markas angkatan bersenjata AS di Jerman. Sebelumnya, dilaporkan bahwa Iran berencana menyerang militer AS di Jerman untuk mengganggu jalur pasokan logistik terkait sanksi AS terhadap Iran.
“Ada kecurigaan awal sebuah kegiatan mata-mata dengan tujuan melakukan sabotase. Akan tetapi penyelidikan gagal untuk mendukung kecurigaan itu. Kita tidak melihat ada bahaya sekarang,” kata juru bicara kejaksaan Joerg Ziercke.
Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) berencana mengadopsi sanksi yang lebih keras menyerang ekonomi Irak. Akan tetapi Uni Eropa gagal mencapai mufakat soal sanksi terhadap sektor minyak karena masih banyak negara Eropa bergantung pada minyak Iran, baru-baru ini.
“Uni Eropa membuat jelas bahwa tidak akan tunduk pada intimidasi Iran dan taktik intimidasi,” kata Menteri Luar Negeri Inggris William Hague dalam pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels.
Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe menegaskan Uni Eropa tidak akan mundur. Dalam pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Uni Eropa sepakat memberikan sanksi kepada 143 perusahaan Iran dan 37 individu warga Iran. Uni Eropa terpecah dalam sebuah sanksi embargo minyak Iran, serta panggilan yang diserukan sebagian negara untuk pembekuan aset Bank Sentral Iran.
Sejumlah negara Uni Eropa seperti Inggris, Prancis, Jerman dan Swedia menyetujui sanksi anti-Iran dengan alasan bahwa mencegah Teheran mengumpulkan dana untuk memproduksi senjata destruksi massal.
Sementara, beberapa negara utama pembeli minyak Iran seperti Yunani menyatakan keberatan terhadap sanksi minyak Iran. Spanyol yang juga importir minyak Iran meminta penundaan keputusan sanksi selama beberapa minggu guna mencari alternatif sumber minyak.
Iran termasuk dalam lima besar pemasok minyak bagi Uni Eropa, setelah Rusia, Norwegia, Libia dan Arab Saudi. Jumlah minyak dari Iran pada 2010 sebesar 5,8 persen. Spanyol mengimpor 14,6 persen dari total minyak Iran ke Eropa, sedangkan Yunani sebanyak 14 persen dan Italia 13 persen.
Pemberian sanksi mengikuti publikasi dari laporan Badan Energi Atom Internasional terkait program nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengatakan Iran menghadapi pilihan serius antara bekerjasama atau isolasi internasional. Banyak komunitas internasional mengkhawatirkan program nuklir Iran hanya sebuah topeng untuk meningkatkan kapasitas persenjataan nuklir.
Namun, Teheran bersikeras bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai yakni memenuhi kebutuhan energi sipil dan tujuan medis. Sebelum pemberian sanksi baru itu, Uni Eropa telah membekukan aset 290 perusahaan Iran dan 76 warga Iran. Mereka juga mengadopsi upaya bertujuan mencegah investasi baru, bantuan teknis dan transfer teknologi khususnya berkaitan dengan produksi dan pemurnian gas.
Sementara itu, jaksa penuntut federal Jerman menyatakan penyelidikan tidak menemukan bukti yang mendukung klaim bahwa Iran sedang merencanakan untuk menyerang markas angkatan bersenjata AS di Jerman. Sebelumnya, dilaporkan bahwa Iran berencana menyerang militer AS di Jerman untuk mengganggu jalur pasokan logistik terkait sanksi AS terhadap Iran.
“Ada kecurigaan awal sebuah kegiatan mata-mata dengan tujuan melakukan sabotase. Akan tetapi penyelidikan gagal untuk mendukung kecurigaan itu. Kita tidak melihat ada bahaya sekarang,” kata juru bicara kejaksaan Joerg Ziercke.
Sumber : SuaraPembaruan
Sekian blog ngah-ngoh ini memberikan informasi tentang Kabar Militer Indonesia, Update Info Militer Dunia dan Indonesia, Alutsista Militer, Alutsista Negara Indonesia, Alutsista TNI dengan artikel tentang Tekanan Negara-Negara Barat ke Iran Semakin Kuat semoga bermanfaat. Terimakasih telah membaca blog ngah-ngoh.
0 komentar:
Posting Komentar